Mimpi Log Zhelebour, selaku manajer dan produser, menjadikan Jamrud
sebagai satu band legendaris di Indonesia. Satu hal yang bukan mustahil
rasanya. Tak Cuma itu, oleh Log juga, Jamrud dimanjakan dengan sound
system baru yang dashyat senilai 14 milyar.
Dulu nama band ini
adalah Jam. Pemain drum Budi Haryono [personel GIGI] merupakan salah
seorang pendirinya. Setelah itu diubah menjadi Jam Rock, sebelum pada
tahun 1995 disempurnakan menjadi Jamrud. Penggantian nama tersebut
dimaksudkan menghindari kemungkinan - kemungkinan yang kelak bisa
merepotkan mereka karena dulunya Jam Rock ditangani oleh orang lain.
Sebagai cikal bakal Jamrud, Jam Rock telah banyak makan asam garam dunia
panggung, bahkan waktu mereka pertama main, cuman dibayar 25 ribu yang
sekedar untuk duit bensin. Dari perjalanan panjang itu, pergantian
personel pun kerap terjadi. Mereka sebenarnya sudah main band sejak 1984
namun banyak vakumnya. Soalnya masih sekolah, juga karena perubahan
selera musik tiap personel. Benturan ini kemudian memaksa para
personelnya mengambil jalan sendiri - sendiri.
Formasi awal
lengkap Jamrud adalah : Aziz M. Siagian [Aziz - Gitar], Ricky Teddy
[Ricky - Bas], Sandy Handoko [Sandy - Drum], Fitrah Alamsyah [Fitrah -
Gitar] dan Krisyanto [Anto - Vokal]. Jamrud sebenarnya sudah kerap
membuat demo kaset dan menawarkannya kepada beberapa produser. Namun,
kecuali konstribusinya album kompilasi 1991, hasilnya nihil. Para
produser umumnya menolak dengan alasan yang sama. Lagu - lagu mereka
terlalu keras, dan sulit dijual untuk konsumen lokal. Dan setelah ketemu
Log Zhelebour (produser musik rock), Jamrud dikontrak untuk album serta
promo tur. Untuk kontrak rekaman, mereka menggunakan sistem royalti.
Jamrud akan menerima bagian keuntungan setelah penjualan melewati break
event point (50 ribu keping), selain itu Jamrud juga dapat bayaran untuk
master album. Dan ternyata, pilihan Log sangat tepat. Penjualan album
perdana Jamrud, Nekad ('96) langsung ludes sebanyak lebih dari 100 ribu
keping. Untuk ukuran sebuah grup rock, angka tersebut sangat
menggembirakan. Bahkan di album kedua, Putri ('97), angka penjualannya
melesat hingga 200 ribu keping.
Panen keuntungan dari hasil
penjualan album-album Jamrud terus berlanjut hingga mereka merilis
Terima Kasih ('99). Karya mereka kali ini mampu terjual hingga menyentuh
angka 750 ribu. Luar biasa. Puncaknya, tentu saja album Ningrat (2000)
yang bahkan bisa mencatat angka penjualan sedikit lebih besar.
Mereka
muncul dengan warna musik yang cukup fresh buat telinga pecinta musik
khususnya Indonesia. Mereka menggabungkan rap dan trash ke dalam satu
kemasan. Ini termasuk langkah berani, pasalnya dimata produser, musik
seperti itu cukup riskan sebagai barang dagangan. Namun bukti berkata
lain, musik mereka ternyata cukup mengena dan bisa diterima banyak
kalangan. Ini bisa dilihat dari animo publik yang antusias dengan
kemunculan mereka. Meski menamakan diri sebagai grup rap thrash, Jamrud
nggak melulu menyuguhkan lagu - lagu keras. Buat kalangan yang doyan
keras, karya grup asal Cimahi - Bandung ini memang perlu disimak, selain
musiknya asik, lirik lagunya juga cukup komunikatif. Keutuhan band ini
juga tidak berlangsung lama, Sandy [Drum] telah dikeluarkan dari
keanggotaan Jamrud karena terbukti `drug`. Mereka telah konsisten, jika
salah seorang menggunakan drug maka harus keluar dari Jamrud.
Belum
lama setelah di tinggal Sandy, Jamrud harus kehilangan satu lagi
personelnya (untuk selamanya), Fitrah Alamsyah [Gitar] pada tanggal 13
Agustus 1999 meninggal dunia karena sakit komplikasi.
Kini,
Jamrud termasuk salah satu band besar di Indonesia. Di genre yang
dianutnya, Jamrud nyaris tanpa saingan. Konser-konsernya nyaris selalu
dipadati puluhan ribu penonton. Setiap merilis album baru, Jamrud selalu
membarengi dengan tur di puluhan kota [mencapai 50 kota –red]. Mimpi
Log, selaku manajer dan produser, menjadikan Jamrud sebagai satu band
legendaris di Indonesia. Satu hal yang bukan mustahil rasanya. Tak Cuma
itu, oleh Log juga, Jamrud dimanjakan dengan sound system baru yang
dashyat senilai 14 milyar. Log memang tidak tanggung-tanggung untuk
investasi yang ditanamkan di speaker system konser JAMRUD, keberanian
yang luar biasa untuk ukuran group lokal. Speaker yang akan dipergunakan
pada tour show JAMRUD adalah merk NEXO GEO T4805 dan GEO T2815, dengan
Sub NEXO CD18 buatan Perancis adalah jenis speaker system paling modern
teknologinya dan terbesar di tanah air, dan belum dimiliki oleh pihak
rental sound di tanah air. Speaker System merk NEXO berkekuatan 200k
watt lebih, seluruhnya Built Up buatan Perancis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar